HASIL DARI MENDAPINGI BKPM KE PT. PRIMA ALAM GEMILANG 17 NOVEMBER 2020

19 November 2020 - 11:30 WITA Dilihat: 2,926

PT. Prima Alam Gemilang bergerak dalam bidang usaha Perkebunan Tebu dan Industri Gula di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. BKPM, Muh. Iqbal (Kasie Primer Tersier Seluruh Sulawesi) dan Pak Deni pihak Surveyor menyarankan kepada perusahaan agar bermitra kepada UMKM yang ada Kab. Bombana ataupun UMKM yang ada di Sulawesi Tenggara. Muh. Arif Efendi selaku komisaris di PT. Prima Alam Gemilang menjelaskan bahwa perusahaan memiliki lahan dengan rencana 20.000 Ha.

8.000 Ha merupakan sarana dan prasarana pabrik.
12.000 Ha merupakan perkebunan tebu, dimana saat ini sudah 5.200 Ha sudah dipakai untuk menanam Tebu.
Perkebunan Tebu dilokasi bisa berkembang karena teknologi dan agro varieties.
Saat ini bahan baku tebu yang digunakan untuk diolah menjadi gula masih kurang sehingga perusahaan menambah bahan baku tebu petani plasma dari Kab. Konawe Selatan dan petani plasma dari Kab. Bombana.

Saat ini industri gula perusahaan telah berproduksi kapasitas 1.200 Ton per hari dengan bahan baku tebu yang digunakan 500 Ton – 800 Ton perhari, dan perusahaanpun masih membutukan bahan baku tambahan.
Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 600 orang tanpa tenaga kerja asing.
Untuk master plan Perusahaan, sementara dalam tahap pembangunan PLTU dengan kapasitas 12 MW dan 15 MW, dimana 12 MW akan digunakan oleh perusahaan setelah itu 15 MW akan dijual ke PLN Bombana, menggunakan bahan bakar berupa Batu Bara dan Ampas Tebu.

Saat ini perusahaan telah bermitra kepada petani plasma lokal (masyarakat setempat) dimana perusaahaan telah memberikan bibit, pupuk, serta bahan baku yang digunakan dalam kebutuhan perkebunan tebu, akan tetapi petani tidak merawat/menjaga perkebunan tersebut, sehingga hewan ternak masyarakat lain masuk memakan perkebunan tebu tersebut.
Kurangnya ilmu perkebunan petani plasma sehingga membuat perusahaan perlu mengadakan pembinaan kepada petani plasma.
Perusahaan menginginkan agar adanya koperasi yang bisa menyediakan tenaga kerja petani plasma, agar ada yang bertanggung jawab dalam mengawasi petani plasma tersebut.